Postingan

Bangkit dari kubur

Yap maksud judul diatas adalah bangkit dari kematian blog ini yang udah 5 tahun yang lalu gak pernah aku jamah lagi. Jadi pas aku buka lagi ternyata udah penuh dengan sarang laba-laba, semoga gak ada gendruwonya lah ya, hehehe. Jadi gini, aku mau cerita kenapa blog ini mati dan kenapa hidup lagi. Nah karena berhubung blog ini dibuat ketika masa SMP yaitu jaman past yang alay nya naudzubillah (hehe) makanya disaat-saat punya banyak waktu senggang aku sempatin buat nulis di blog ya walaupun yang ditulis bikin orang-orang jaman now cekikikan karena yaitu, alaynya itu (hehe padahal di jaman now juga masih alay). Lama-lama seiring bertambahnya usia aku semakin bertambah kesibukan juga, makanya berangsur-angsur blog kutinggalkan, kayak putus sama pacar terus dapet pacar baru lagi (eaakkk). Sibuk dengan tugas-tugas sekolah yang bejibun, juga karna lebih suka mainan sosmed yang praktis semacam twitter dan instagram. Disisi lain aku main blog karna hobi dulu nulis puisi, nulis cerpen, n

essay bahasa inggris tema "Belajar dari Alam"

Wealth Beyond Measure I live in the village called Kalitengah Village, the majority of the people in Kalitengah village are still rely on traditional and have not used modern tools. Their daily activities are plowing rice fields using buffalo. Some are looking for firewood for cooking , others are carrying a grass to feeding cattle, and so on. They do all the traditional things not because they refuse technology or do not want to grow up, the majority of population in this village just work as a farmers, their knowledge is little bit and their income is not much. Nevertheless, these people still live in harmony and comfortable with their traditional circumstances. On the other hand, there are some problems that has long disturbed people in my village, the health problems. Starting from malnourished children until adults who suffers from chronic degenerative diseases, they are reluctant to go to the doctor to cure the illness. Because of economic reason, they know the cost of

Gloomy April _ Kisah Hidup ku

        Siang ini matahari sedang terik-terik nya pada tengah hari. menyengat tepat di atas kepala. pada saat-saat seperti ini, saat yang panas dan terasa lunglai, rasa malas telah menjelma dalam tubuh ku. ketika seperti ini aku tak ingin jadi apa-apa kelak. aku hanya ingin makan-tidur, makan-tidur, dan makan-tidur. Tapi ada saat-saat dimana aku ingin menjadi seorang penulis profesional yang tidak amatir seperti sekarang ini, menjadi seorang penyair populer, atau menjadi seorang psikolog, kadang juga ingin menjadi dokter. keinginan ini selalu berubah mengikuti suasana hati ku.berubah dan berubah. hanya 1 keinginan ku yang tak pernah berubah, menjadi diri ku sendiri yang diakui keberadaan nya.          aku menyandarkan tubuh ku diantara lengan sofa memegang secarik kertas dan sebatang bolpen, menatap biru nya langit dan putih nya awan yang menusuk mata ku saking terang nya hingga aku hampir buta demi menemukan inspirasi untuk aku tuangkan kedalam sebuah tulisan.

Ayah dan Ibu

dalam setiap peluh keringat yang Engkau tetes kan.. bersama jiwa yang Engkau korbankan.. Dan sebuah kasih sayang yang Engkau limpahkan.. kepada anak Ayah yang pembangkang ini.. kepada anak Ibu yang manja ini..            Ayah.. masih tetap setia menyekolahkan..            Ayah masih tetap ikhlas memberi uang saku ..            Dan Ayah..yang selalu memaafkan dalam setiap kesalahan..            ter sadar tentang sebuah nasehat yang selalu ayah tuang kan.. sebuah petuah yang merasuk kalbu.. menghangatkan jiwa..melelehkan ego.. merupakan pelita penerang setiap langkah yang tertuju ke masa depan.. dan ayah adalah sesosok inspirasi dalam setiap puisi..             Ibu.. Engkau luar biasa..             Laksana air yang menghilangkan dahaga..             ibu..Engkau malaikat tak bersayap ..             9 bulan ibu melindungi anak ibu dalam kandungan.. walaupun selalu membuat ibu menangis.. tapi,

nothing

Saat bel Pulang sekolah di bunyikan, kali ini aku naik angkutan umum, ah, itu hal biasa, hal biasa yg menyebalkan, aku jadi teringat ketika ayah ku menjemputku di depan gerbang sekolah, dia menunggu ku dengan sabar tanpa keluhan di atas mobil hitam kesayangn nya. Tp kini aq harus realistis dengan apa yang terjadi, aku harus rela berdesak-desakan di dalam angkutan yang tak layak pakai itu. Disitu Aku duduk di antara ibu-ibu yang cerewet, mulut nya lebar bagaikan sang singa yang sedang m enguap, bising nya sampai ke ubun-ubun. di depan ku ada ibu yang baik dengan anak nya yang tertidur di pangkuan nya. Aroma khas telah merebak bercampur aduk, akh! Tak tahan rasa nya. Di iringi dengan kicauan para ibu menggosipkan seseorang dengan semangat 45 nya. Seperti nya kehadiran ku disitu tak di terima, mereka menatap ku dengan wajah sinis, bagaikan menatap seorang musuh. Aku tak dapat berkutik, nafas ku tertahan, pantat ku seperti mati rasa dan aku hampir mati! aku tercekik di antar

Sebuah Tangis seorang Kawan

sebuah karang cantik yg aku temukan di tepi pantai itu, yg tlah aku rangkai mjadi perhiasan indah, itu semua aku persembahkan untk sahabat ku. itu adlah perhiasan istimewa yg aku mmbuat nya dg susah payah, dg berlapar-lapar, dg hati yg sumringah, dgn senyum manis yg tidak terpaksa, dan dga harapan untk masa depan. tapi trnyata, usaha ku sia2 belaka, sahabat ku trnyata gak melihat keberadaan ku bhw aku ada di samping nya. mnantikan kalian menoleh kehadapan ku. aku bgaikan manusia yg besok pagi akn dijemput oleh malaikat maut yg akn merenggut jiwa ku dr dlm tubuh ku. aku mrasa ini adl hari terakhir aku melihat senyum manis kalian yg periang. kalian adl teman ku satu2 nya yg dpt mmbuat ku tersenyum tulus stelah 14 tahun ku tempuh hidup ku dengan isak tangis kesedihan. dan kini kalian untk pertama kali nya membuat ku menangis sedih, membiarkan ku terhanyut di dlm kegelapan dan kesunyian yg mencekik ku.. terimakasih atas bahagia dan derita yg telah kalian p